Rabu, 30 Januari 2013

hubungan ilmu kalam dengan tasawuf dan filsafat



HUBUNGAN ILMU KALAM

dengan

TASAWUF dan FILSAFAT

 

Makalah Ini Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

ILMU KALAM

 

 

 

 

 

Oleh:

Nurrahmatul Amaliyah Subari (E33212092)

 

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Muzayyanah Mu’tashim Hasan, MA


FAKULTAS USHULUDDIN
JURUSAN TAFSIR HADITS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga serta para sahabat dan mereka yang menyeru dengan seruannya serta berpedoman dengan petunjuknya.
Alhamdulillah syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala kasih sayang-Nya makalah tentang Pelapisan “hubungan ilmu kalam dengan tasawuf dan filsafat”  ini telah selesai. Semua itu tak lepas dari dukungan serta motivasi dari beberapa pihak. Maka, tak lupa kami ucapkan terimakasih atas semua bantuan serta keikhlasannya sehingga makalah ini bisa selesai. Meskipun masih banyak sekali kekurangan baik dari segi pembahasan maupun tulisan. Manusia tempatnya salah dan lupa, namun sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang mau bertobat dan berusaha memperbaiki kesalahannya. Dari sanalah kami harapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan dan kelancaran proses pembelajaran  kami dan demi kebaikan kita bersama.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membawa manfaat baik bagi diri kami sendiri maupun kita semua serta bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin ya robbal ‘alamin . .

Wassalamu’alaikum wr. wb







DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3  Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
a.       Ilmu kalam dan tasawuf..................................................................................... 2
1.      Pengertian ilmu kalam dam tasawuf............................................................. 2
2.      Hubungan ilmu kalam dan tasawuf.............................................................. 4
b.      Ilmu kalam dan filsafat....................................................................................... 4
1.      Pengertian filsafat......................................................................................... 4
2.      Hubungan ilmu kalam dan filsafat................................................................ 5
c.       Ilmu kalam, tasawuf dan filsafat........................................................................ 6
1.      Hubungan antara ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat..................................... 6
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Ilmu kalam, tasawuf dan filsafat adalah ilmu yang memiliki hubungan atau keterkaitan satu sama lain. Ketiga ilmu ini mempunyai kemiripan obyek kajian. Ilmu kalam memiliki objek kajian tentang ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Lalu objek kajian tasawuf ialah Tuhan, yakni upaya – upaya pendekatan terhadap-Nya.Objek kajian filasafat adalah tentang masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada.    

1.2  Rumusan Masalah
Maka dari itu, kami merumuskan masalah tersebut sebagai berikut :
  1. Apa pengertian ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat ?
  2. Bagaimana hubungan ilmu kalam dengan tasawuf ?
  3. Bagaimana hubungan ilmu kalam dengan filsafat ?

1.3  Tujuan
  1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian ilmu kalam
  2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian tasawuf
  3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian filsafat
  4. Untuk mengetahui dan memahami hubungan antara ilmu kalam dengan tasawuf dan filsafat.








BAB II
PEMBAHASAN

A.             ILMU KALAM dan TASAWUF

1.      Pengertian Ilmu Kalam dan Tasawuf

Kalam berarti pembicaraan. Pembicaraan yang dimaksudkan ialah pembicaraan yang membahas tentang akidah dengan dalil – dalil aqliyah (rasional ilmiah) dan sebagai tameng terhadap segala tantangan dari para penentang.[1] Menurut  Ibnu Kholdun dalam kitab moqodimah, ia mengatakan bahwasannya ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-keprcayaan iman dengan menggunakan dalil fikiran dan juga berisi tentang bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang mempunyai kepercayaan-kepercayaan menyimpang. Ilmu berarti pengetahuan dan Kalam berarti pembicaraan. Maksudnya ialah pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan persoalan terpenting yang di bicarakan.  Adapun Al Farabi, mendefinisikan bahwa ilmu kalam ialah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan Sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah setelah kematian yang berlandaskan doktrin Islam. Penekanan akhirnya adalah menghasilkan ilmu ketuhanan secara filosofis. Sedangkan Musthafa Abdul Raziq berpendapat bahwa ilmu kalam bersandar kepada argumentasi – argumentasi rasional yang berkaitan dengan aqidah imaniah, atau sebuah kajian tentang aqidah Islamiyah yang bersandar kepada nalar.[2]
Ilmu kalam mempunyai nama lain, seperti ilmu tauhid, ilmu ushuluddin,  ilmu Aqidah, teologi Islam, dan fiqh Al - Akbar. Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas tentang keesaan Allah. Lalu, disebut ilmu ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok – pokok agama.[3] Disebut pula ilmu aqidah karena ilmu ini membicarakan tentang kepercayaan dalam Islam. Ada juga yang menyebut teologi Islam, yang berarti diskursus atau pemikiran tentang Tuhan (discourse or reason corcening God). Sedangkan Abu Hanifah menyebutnya dengan fiqh Al – Akbar, menurutnya hukum Islam yang dikenal dengan fiqh terdiri dari dua bagian, yaitu fiqh akbar (masalah keyakinan atau pokok – pokok agama) dan fiqh ashghar (masalah berkaitan dengan muamalah, bukan pokok – pokok agama).
Selanjutnya pengertian dari tasawuf. Secara mendasar, belum ada kesepakatan di kalangan ulama’ untuk mengidentifikasikan mengenai asal usul akar kata tasawuf. Tapi Istilah "tasawuf" (sufism) yang telah sangat populer digunakan selama berabad-abad ini sering diartikan menjadi bermacam-macam arti. Istilah ini berasal dari tiga huruf Arab,yaitu sha, wau dan fa. Banyak yang  berpendapat tentang alasan asalnya istilah tersebut.Namun, sebagaian besar ilmuwan berpendapat bahwa sufi (sebagai bentuk kata yang menyatakan pelaku tasawuf) dan tasawuf berasal dari kata – kata yang dikaitkan dengan arti suci, antara lain shafa (suci), ahl ash – Shuffah (sahabat yang ikut hijrah bersama Rasul), shaf (barisan), theosophy (Theo = Tuhan, Shopos = hikmah), shuf (kain yang terbuat dari wol), shafwah (yang terpilih atau yang terbaik), dan saufanah (sejenis buah – buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di padang pasir Jazirah Arabiyah).[4]
 Secara istilah, Harun Nasution mendefinikan tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana orang islam dapat sedekat mungkin dengan Allah SWT agar memperoleh hubungan langsung.Lalu, Imam Junaid dari Baghdad mendefinisikan tasawuf sebagai perbuatan yang mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah. Selanjutnya,Syekh Abul Hasan asy-Syadzili, syekh sufi besar dari Afrika Utara ini mendefinisikan tasawuf sebagai praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam serta ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan.  Syekh Ahmad Zorruq dari Maroko, mendefinisikan bahwa tasawuf sebagai  Ilmu yang dengannya dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata teruntuk Allah, dengan menggunakan pengetahuan tentang jalan Islam, khususnya fiqih dan pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal serta menjaganya dalam batas-batas syariat Islam agar kebijaksanaan menjadi nyata. Ia pun menambahkan, Bahwa fondasi tasawuf ialah pengetahuan tentang tauhid, dan setelah itu memerlukan manisnya keyakinan dan kepastian; apabila tidak demikian maka tidak akan dapat mengadakan penyembuhan 'hati'. Menurut Syekh Ibn Ajiba, Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya Anda belajar bagaimana berperilaku supaya berada dalam kehadiran Tuhan yang Maha Ada melalui penyucian batin dan mempermanisnya dengan amal baik. Jalan tasawuf dimulai dari menjadi sebagai suatu ilmu, tengahnya ialah amal. Dan yang terakhir adalah karunia Ilahi.

2.      Hubungan Ilmu Kalam dengan Tasawuf
Ilmu kalam dan tasawuf mempunyai objek kajian yang sama yaitu ilmu yang membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan. Dalam keterkaitannya tasawuf dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf  berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Dan sebaliknya, ilmu kalam berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf..
Selain itu, ilmu tasawuf juga berfungsi sebagai pemberi kesadaran  rohaniah dalam perdebatan – perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwasannya ilmu kalam dalam dunia Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional disamping muatan naqliyah. Jika tidak diimbangi oleh kesadaran rohaniah, maka ilmu kalam bergerak ke arah liberal dan bebas. Di sinilah tasawuf berfungsi memberi muatan rohaniah agar ilmu kalam tidak terkesan sebagai dialektika keislaman belaka, yang kering dari sentuhan hati.[5]

B.                 ILMU KALAM dan FILSAFAT
1.    Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia, yakni gabungan dari kata “philos” yang artinya cinta dan “sophos” yang berarti kebijaksanaan. Dengan kata lain filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan, kearifan, atau pengetahuan (wisdom). Secara etimologi filsafah berarti cinta kepada kebijaksanaan, kearifan, atau pengetahuan (love of wisdom).[6]
Filsafat mempunyai banyak definisi dari para – para pemikir atau filosof. Antara lain :
1.    Plato mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada,
2.    Aristoteles berpendapat bahwa filsafat merupakan metode atau cara yang digunakan untuk menyelidiki sebab dan asa suatu benda,
3.    Al – Farabi menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam, yang ada dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya,
4.    Immanuel Kant mendefinisikan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu 1) apakah yang dapat kita ketahui (metafisika), 2) apakah yang boleh kita kerjakan (etika), 3) sampai dimanakah harapan – harapan kita (agama), dan 4) apakah yang dinamakan manusia (antropologi),
5.    Harun Nasution menyatakan pendapatnya bahwa filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak terikat tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam – dalamnya sehingga sampai ke dasar – dasar persoalan,[7]

dan lain sebagainya.
          Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat ialah suatu proses berfikir rasional dalam mencari hakikat sesuatu secara sistematis, menyeluruh dan mendasar. Dikatakan menyeluruh karena berfikir berdasarkan logika yang rasional untuk memahami segala sesuatu termasuk diri sendiri yang hakikatnya mencari kebenaran yang harus dinyatakan dalam bentuk komprehensif. Dan dikatakan mendasar karena mampu memberikan penjelasan pengalaman atau kenyataan empiris sampai ke dasar – dasarnya sehingga tidak ada suatu yang tabu bagi kegiatan berfikir filsafat.[8]
Di dalam filsafat sendiri terdapat dua obyek, yaitu obyek materia dan obyek forma.Yang dimaksud dengan obyek materia adalah sarwa yang ada pada garis besarnya dibagi atas tiga persoalan, yaitu: Tuhan, alam, dan manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan obyek formannya adalah usaha mencari keterangan secara radikal ( sedalam-dalamnya) tentang obyek materi filsafat ( sarwa yang ada).

2.     Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat
Ilmu kalam dan filsafat mempunyai kemiripan objek kajian pula, seperti halnya ilmu kalam dengan filsafat. Ilmu kalam mempunyai objek kajian tentang masalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan – Nya. Sedangkan objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Jadi, Keduanya sama – sama membahas tentang masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.

C.    ILMU KALAM, TASAWUF, dan FILSAFAT
1.      Hubungan Ilmu Kalam, Tasawuf, dan Filfasat
Dari pembahasan – pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwasannya hubungan dari ketiga ilmu di atas adalah  sama – sama mencari kebenaran tentang Tuhan. Kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa  diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur'an & Hadis). Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud) yakni tidak dapat dibuktikan dengan riset, empiris, dan eksperiment. Filsafat menemukan kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan universal.[9]
 Ilmu kalam dengan metodenya, berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan dan yang berkaitan dengan-Nya. Tasawuf juga juga dengan metodenya, menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spiritual menuju Tuhan. Dan filsafat, dengan metodenya sendiri pula berusaha menghampiri kebenaran baik tentang alam maupun manusia (yang dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan karena berada di luar atau di atas jangkauannya), atau tentang Tuhan.[10]
















BAB III
PENUTUP

       Demikianlah makalah ini kami susun. Kami menyadari bahwasannya makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna mengoreksi kesalahan – kesalahan yang terdapat dari padanya. Akhir kata, kurang dan lebihnya kami mohon maaf.
Nuun, walqalami wama yasturun
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh























DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rohison, Prof. Dr. M.Ag.; Prof. Dr.Abdul Rozak, M.Ag, ilmu kalam,Bandung: pustaka setia,2011.
Rochimah, M. Fil. I, Drs. H. A. Rahman,dkk, ilmu kalam, Surabaya: IAIN Sunan Ampel press,2012.
Warsito,Loekisno Choiril Drs. M.Ag, Drs. Ali Maksum, M.Ag,dkk, pengantar filsafat, surabaya:IAIN Sunan Ampel press,2012.
Zar, Sirajuddin, Prof. Dr. MA, filsafat islam,Jakarta:raja group persada,2010.
Zn, Hamzah Tualeka, Dr. H. M.Ag, Dr. H. Abd. Syakur, M.Ag,dkk, akhlak tasawuf, Surabaya:IAIN Sunan Ampel press,2012.
 http://www.jadilah.com/2011/11/hubungan-ilmu-kalam-tasawuf-dan.html








[1] Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel,Ilmu Kalam,IAIN Sunan Ampel Press,Surabaya, 2012,hlm 1.
[2] Ibid,hlm 2.
[3] Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dan Prof. Dr. Abdul Rozak, M.Ag, Pustaka Setia,Bandung, 2011,hlm 13.
[4] Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, Ilmu Tasawuf, IAIN Sunan Ampel press, Surabaya,  2012, hlm 225 – 227.
[5] Prof. Dr. Rohison Anwar, M. Ag dan Prof. Dr. Abdul Rozak, M. Ag, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung,2011,hlm 46.
[6]  Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel,Pengantar Filsafat, IAIN Sunan Ampel press, Surabaya, 2012, hlm 2.
[7] Ibid, hlm 6.
[8] Prof. Dr. Sirajuddin Zar,MA, Filsafat Islam, Raja Group Persada, jakarta, 2010.
[9] http://www.jadilah.com/2011/11/hubungan-ilmu-kalam-tasawuf-dan.html
[10] Prof. Dr. Rohison Anwar, M.Ag dan Prof. Dr. Abdul Rozak, M.Ag, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 2011, hlm 40.