HUBUNGAN ILMU KALAM
dengan
TASAWUF dan FILSAFAT
Makalah Ini
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ILMU KALAM”
Oleh:
Nurrahmatul Amaliyah Subari (E33212092)
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Muzayyanah
Mu’tashim Hasan, MA
FAKULTAS USHULUDDIN
JURUSAN TAFSIR HADITS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga serta para sahabat dan mereka yang menyeru dengan seruannya
serta berpedoman dengan petunjuknya.
Alhamdulillah syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas segala kasih sayang-Nya makalah tentang Pelapisan “hubungan ilmu kalam dengan tasawuf dan
filsafat” ini telah selesai. Semua itu tak lepas dari dukungan serta motivasi dari beberapa pihak. Maka, tak lupa kami ucapkan terimakasih atas semua bantuan serta keikhlasannya
sehingga makalah ini bisa selesai. Meskipun masih
banyak sekali kekurangan baik dari segi pembahasan maupun tulisan. Manusia tempatnya salah dan lupa, namun sebaik-baik orang yang bersalah
adalah mereka yang mau bertobat dan berusaha memperbaiki kesalahannya. Dari sanalah kami harapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan dan kelancaran proses
pembelajaran kami dan demi kebaikan kita
bersama.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membawa
manfaat baik bagi diri kami sendiri maupun kita semua serta bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya. Amin ya
robbal ‘alamin . .
Wassalamu’alaikum wr. wb
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
a.
Ilmu kalam dan tasawuf..................................................................................... 2
1.
Pengertian ilmu kalam dam tasawuf............................................................. 2
2.
Hubungan ilmu kalam dan tasawuf.............................................................. 4
b.
Ilmu kalam dan filsafat....................................................................................... 4
1.
Pengertian filsafat......................................................................................... 4
2.
Hubungan ilmu kalam dan filsafat................................................................ 5
c.
Ilmu kalam, tasawuf dan filsafat........................................................................ 6
1.
Hubungan antara ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat..................................... 6
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Ilmu
kalam, tasawuf dan filsafat adalah ilmu yang memiliki hubungan atau keterkaitan
satu sama lain. Ketiga ilmu ini mempunyai kemiripan obyek kajian. Ilmu kalam
memiliki objek kajian tentang ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan-Nya. Lalu objek kajian tasawuf ialah Tuhan, yakni upaya – upaya
pendekatan terhadap-Nya.Objek kajian filasafat adalah tentang masalah ketuhanan
di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada.
1.2
Rumusan Masalah
Maka dari itu, kami
merumuskan masalah tersebut sebagai
berikut :
- Apa pengertian ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat ?
- Bagaimana hubungan ilmu kalam dengan tasawuf ?
- Bagaimana hubungan ilmu kalam dengan filsafat ?
1.3
Tujuan
- Untuk mengetahui dan memahami pengertian ilmu kalam
- Untuk mengetahui dan memahami pengertian tasawuf
- Untuk mengetahui dan memahami pengertian filsafat
- Untuk mengetahui dan memahami hubungan antara ilmu kalam dengan tasawuf dan filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ILMU KALAM dan TASAWUF
1.
Pengertian Ilmu Kalam dan Tasawuf
Kalam berarti pembicaraan. Pembicaraan yang dimaksudkan ialah pembicaraan
yang membahas tentang akidah dengan dalil – dalil aqliyah (rasional ilmiah) dan
sebagai tameng terhadap segala tantangan dari para penentang.[1]
Menurut Ibnu
Kholdun dalam kitab moqodimah, ia
mengatakan bahwasannya ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan
mempertahankan kepercayaan-keprcayaan iman dengan menggunakan dalil fikiran dan
juga berisi tentang bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang mempunyai
kepercayaan-kepercayaan menyimpang. Ilmu berarti pengetahuan dan Kalam berarti pembicaraan. Maksudnya ialah pengetahuan
tentang pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan persoalan terpenting
yang di bicarakan.
Adapun Al Farabi, mendefinisikan bahwa ilmu kalam ialah disiplin ilmu yang
membahas Dzat dan Sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang
berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah setelah kematian yang
berlandaskan doktrin Islam. Penekanan akhirnya adalah menghasilkan ilmu
ketuhanan secara filosofis. Sedangkan Musthafa
Abdul Raziq berpendapat bahwa ilmu kalam bersandar kepada argumentasi –
argumentasi rasional yang berkaitan dengan aqidah imaniah, atau sebuah kajian
tentang aqidah Islamiyah yang bersandar kepada nalar.[2]
Ilmu kalam mempunyai nama lain, seperti ilmu tauhid, ilmu ushuluddin, ilmu Aqidah, teologi Islam, dan fiqh Al -
Akbar. Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas tentang keesaan Allah.
Lalu, disebut ilmu ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok – pokok agama.[3]
Disebut pula ilmu aqidah karena ilmu ini membicarakan tentang kepercayaan dalam
Islam. Ada juga yang menyebut teologi Islam, yang berarti diskursus atau
pemikiran tentang Tuhan (discourse or reason corcening God). Sedangkan Abu Hanifah
menyebutnya dengan fiqh Al – Akbar, menurutnya hukum Islam yang dikenal dengan
fiqh terdiri dari dua bagian, yaitu fiqh akbar (masalah keyakinan atau pokok –
pokok agama) dan fiqh ashghar (masalah berkaitan dengan muamalah, bukan pokok –
pokok agama).
Selanjutnya pengertian dari tasawuf. Secara mendasar, belum ada kesepakatan
di kalangan ulama’ untuk mengidentifikasikan mengenai asal usul akar kata
tasawuf. Tapi Istilah "tasawuf" (sufism) yang telah
sangat populer digunakan selama berabad-abad
ini
sering diartikan
menjadi bermacam-macam arti. Istilah ini berasal dari
tiga huruf Arab,yaitu
sha, wau dan fa. Banyak yang berpendapat
tentang alasan asalnya istilah tersebut.Namun, sebagaian besar ilmuwan
berpendapat bahwa sufi (sebagai bentuk kata yang menyatakan pelaku tasawuf) dan
tasawuf berasal dari kata – kata yang dikaitkan dengan arti suci, antara lain shafa (suci), ahl ash – Shuffah (sahabat yang ikut hijrah bersama Rasul), shaf (barisan), theosophy (Theo = Tuhan, Shopos = hikmah), shuf (kain yang terbuat dari wol), shafwah (yang terpilih atau yang terbaik), dan saufanah (sejenis buah – buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di
padang pasir Jazirah Arabiyah).[4]
Secara istilah, Harun Nasution mendefinikan tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari
cara dan jalan bagaimana orang islam dapat sedekat mungkin dengan Allah SWT
agar memperoleh hubungan langsung.Lalu,
Imam Junaid dari Baghdad mendefinisikan
tasawuf sebagai perbuatan yang mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan
setiap sifat rendah. Selanjutnya,Syekh Abul Hasan asy-Syadzili, syekh
sufi besar dari Afrika Utara ini mendefinisikan tasawuf sebagai praktik dan
latihan diri melalui cinta yang dalam serta ibadah untuk mengembalikan diri
kepada jalan Tuhan. Syekh Ahmad
Zorruq dari Maroko, mendefinisikan bahwa tasawuf sebagai Ilmu yang dengannya dapat memperbaiki hati
dan menjadikannya semata-mata teruntuk Allah, dengan menggunakan pengetahuan
tentang jalan Islam, khususnya fiqih dan pengetahuan yang berkaitan, untuk
memperbaiki amal serta menjaganya dalam batas-batas syariat Islam agar
kebijaksanaan menjadi nyata. Ia pun menambahkan, Bahwa fondasi tasawuf ialah
pengetahuan tentang tauhid, dan setelah itu memerlukan manisnya keyakinan dan
kepastian; apabila tidak demikian maka tidak akan dapat mengadakan penyembuhan
'hati'. Menurut Syekh
Ibn Ajiba,
Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya Anda belajar bagaimana berperilaku
supaya berada dalam kehadiran Tuhan yang Maha Ada melalui penyucian batin dan
mempermanisnya dengan amal baik. Jalan tasawuf dimulai dari menjadi sebagai
suatu ilmu, tengahnya ialah
amal. Dan yang terakhir
adalah karunia Ilahi.
2. Hubungan Ilmu Kalam dengan
Tasawuf
Ilmu kalam dan tasawuf mempunyai objek kajian yang sama yaitu ilmu yang
membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan. Dalam keterkaitannya tasawuf
dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf
berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Dan
sebaliknya, ilmu kalam berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf..
Selain itu, ilmu tasawuf juga berfungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan – perdebatan kalam.
Sebagaimana disebutkan bahwasannya ilmu kalam dalam dunia Islam cenderung
menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional disamping muatan naqliyah.
Jika tidak diimbangi oleh kesadaran rohaniah, maka ilmu kalam bergerak ke arah
liberal dan bebas. Di sinilah tasawuf berfungsi memberi muatan rohaniah agar
ilmu kalam tidak terkesan sebagai dialektika keislaman belaka, yang kering dari
sentuhan hati.[5]
B.
ILMU KALAM dan FILSAFAT
1. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia, yakni gabungan dari
kata “philos” yang artinya cinta dan “sophos” yang berarti kebijaksanaan.
Dengan kata lain filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan, kearifan, atau
pengetahuan (wisdom). Secara etimologi filsafah berarti cinta kepada
kebijaksanaan, kearifan, atau pengetahuan (love of wisdom).[6]
Filsafat mempunyai banyak definisi dari para – para pemikir atau filosof.
Antara lain :
1.
Plato mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada,
2.
Aristoteles berpendapat bahwa filsafat
merupakan metode atau cara yang digunakan untuk menyelidiki sebab dan asa suatu
benda,
3.
Al – Farabi menyatakan bahwa filsafat adalah
ilmu pengetahuan tentang alam, yang ada dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya,
4.
Immanuel Kant mendefinisikan bahwa filsafat
adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya
empat persoalan, yaitu 1) apakah yang dapat kita ketahui (metafisika), 2)
apakah yang boleh kita kerjakan (etika), 3) sampai dimanakah harapan – harapan
kita (agama), dan 4) apakah yang dinamakan manusia (antropologi),
5.
Harun Nasution menyatakan pendapatnya bahwa
filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak terikat
tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam – dalamnya sehingga sampai ke
dasar – dasar persoalan,[7]
dan lain sebagainya.
Dari
beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat ialah suatu
proses berfikir rasional dalam mencari hakikat sesuatu secara sistematis,
menyeluruh dan mendasar. Dikatakan menyeluruh karena berfikir berdasarkan
logika yang rasional untuk memahami segala sesuatu termasuk diri sendiri yang
hakikatnya mencari kebenaran yang harus dinyatakan dalam bentuk komprehensif.
Dan dikatakan mendasar karena mampu memberikan penjelasan pengalaman atau
kenyataan empiris sampai ke dasar – dasarnya sehingga tidak ada suatu yang tabu
bagi kegiatan berfikir filsafat.[8]
Di
dalam filsafat sendiri terdapat dua obyek, yaitu obyek materia
dan obyek forma.Yang dimaksud
dengan obyek materia adalah
sarwa yang ada pada garis besarnya dibagi atas tiga persoalan, yaitu: Tuhan,
alam, dan manusia. Sedangkan yang dimaksud
dengan obyek formannya adalah usaha mencari keterangan
secara radikal ( sedalam-dalamnya) tentang obyek materi filsafat ( sarwa yang
ada).
2. Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat
Ilmu kalam dan
filsafat mempunyai kemiripan objek kajian pula, seperti halnya ilmu kalam
dengan filsafat. Ilmu kalam mempunyai objek kajian tentang masalah ketuhanan
dan segala sesuatu yang berkaitan dengan – Nya. Sedangkan objek kajian filsafat
adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu
yang ada. Jadi, Keduanya sama – sama membahas tentang masalah yang berkaitan
dengan ketuhanan.
C. ILMU KALAM, TASAWUF, dan FILSAFAT
1. Hubungan Ilmu Kalam, Tasawuf, dan
Filfasat
Dari pembahasan – pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwasannya hubungan
dari ketiga ilmu di atas adalah sama –
sama mencari kebenaran tentang Tuhan. Kebenaran
dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui
penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur'an & Hadis). Kebenaran
dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud)
yakni tidak dapat dibuktikan dengan riset, empiris, dan eksperiment. Filsafat
menemukan kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan
universal.[9]
Ilmu kalam dengan metodenya,
berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan dan yang berkaitan dengan-Nya. Tasawuf
juga juga dengan metodenya, menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan
perjalanan spiritual menuju Tuhan. Dan filsafat, dengan metodenya sendiri pula
berusaha menghampiri kebenaran baik tentang alam maupun manusia (yang dapat
dijangkau oleh ilmu pengetahuan karena berada di luar atau di atas
jangkauannya), atau tentang Tuhan.[10]
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami susun. Kami
menyadari bahwasannya makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna mengoreksi kesalahan –
kesalahan yang terdapat dari padanya. Akhir kata, kurang dan lebihnya kami
mohon maaf.
Nuun, walqalami wama yasturun
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rohison, Prof. Dr. M.Ag.; Prof. Dr.Abdul Rozak, M.Ag, ilmu
kalam,Bandung: pustaka setia,2011.
Rochimah, M. Fil. I, Drs. H. A.
Rahman,dkk, ilmu kalam, Surabaya: IAIN Sunan Ampel press,2012.
Warsito,Loekisno Choiril Drs.
M.Ag, Drs. Ali Maksum, M.Ag,dkk, pengantar filsafat, surabaya:IAIN Sunan Ampel
press,2012.
Zar, Sirajuddin, Prof. Dr. MA,
filsafat islam,Jakarta:raja group persada,2010.
Zn, Hamzah Tualeka, Dr. H. M.Ag,
Dr. H. Abd. Syakur, M.Ag,dkk, akhlak tasawuf, Surabaya:IAIN Sunan Ampel
press,2012.
http://www.jadilah.com/2011/11/hubungan-ilmu-kalam-tasawuf-dan.html
[3] Prof. Dr. Rosihon Anwar,
M.Ag dan Prof. Dr. Abdul Rozak, M.Ag, Pustaka Setia,Bandung, 2011,hlm 13.
[4] Tim Penyusun MKD IAIN
Sunan Ampel, Ilmu Tasawuf, IAIN Sunan Ampel press, Surabaya, 2012, hlm 225 – 227.
[5] Prof. Dr. Rohison Anwar,
M. Ag dan Prof. Dr. Abdul Rozak, M. Ag, Ilmu Kalam, Pustaka Setia,
Bandung,2011,hlm 46.
[6] Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel,Pengantar
Filsafat, IAIN Sunan Ampel press, Surabaya, 2012, hlm 2.
[10] Prof. Dr. Rohison Anwar,
M.Ag dan Prof. Dr. Abdul Rozak, M.Ag, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 2011,
hlm 40.